Kamis, 07 Februari 2019

Perumahan Baru Milik PT Sarinah Gaet 2 BUMN Besar Lokal

PT Sarinah (Persero) menggandeng PT Wijaya Karya (Wika)Tbk serta PT Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk dalam peningkatan kompleks komersil diatas tempat punya Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Direktur Penting PT Sarinah, GNP Sugiarta Yasa menjelaskan, diatas tempat seluas 1,7 hektare (ha) itu akan dibuat dua gedung (tower) untuk ruang usaha serta komersil, salah satunya terbagi dalam mal, gedung perkantoran, ruang pameran serta pertemuan, ruang hiburan dan apartemen.
"Di Jalan Thamrin, Wahid Hasyim, Sunda itu kira-kira 2,8 ha tetapi Sarinah yang mempunyai tempat 1,7 ha. Yang kita bangun pertama dahulu 1,7 ha dahulu kita akan bangun menjadi gedung 41 lantai dengan tiga lantai dasar. Kelak kita membuat lokasi open jadi smart building pun," tutur ia di Kementerian BUMN, Jakarta.
Ia menuturkan, nilai investasi dari project itu sampai Rp 1,8 triliun. Project sekitar 70 % permodalannya datang dari utang perbankan BUMN serta bekasnya dari internal perusahaan.
"Dengan hitungan kasar saja dengan gedung baru asset Sarinah bertambah 4x lipat. Nilainya (asset sekarang ini) kira-kira Rp 400 miliar," katanya.
Project itu akan mulai dibuat pada Maret 2019. Untuk step pertama direncanakan tuntas 2020.
‎"Insya Allah bulan kedepan telah mulai groundbreaking. (Waktu pembuatan)‎ 16 bulan step pertama. Tower baru minimum dua . Dengan yang existing berarti ada tiga tower," papar ia.
Selain itu, Direktur Penting PT Wijaya Karya Tbk, Tumiyana menjelaskan, kerja sama pada Sarinah, Wika serta PP itu berupa joint venture, dengan Sarinah mempunyai bagian 55 %.
"Kita bertiga, Sarinah pemilik tempat, jadi majority sharing holder. Sarinah 55 %, kita berdua (PP serta Wika) 45 %,".
Awal mulanya, Direktur Penting PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Tumiyana mengatakan jika perseroan membagikan dana berbelanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 22 triliun pada 2019. Hal itu dikatakan pada acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
"Keseluruhan capex Rp 22 triliun," katanya di Gedung Wika, Jakarta Timur, Senin 28 Januari 2019.
Untuk sumber permodalan capex ini datang dari kas internal serta external. Dari bagian external, perusahaan merencanakan menerbitkan perpetual bond sejumlah Rp 1,4 triliun dari keseluruhan perpetual bond sebesar Rp 2 triliun.
Simak Yuk : harga daun pintu
harga kusen jendela
Dana capex ini diantaranya akan dipakai untuk memberi dukungan gagasan usaha perusahaan di tahun 2019 di mana WIKA akan berinvestasi lebih agresif pada posisi usaha daya, property, serta infrastruktur.
"Akumulasi order book jadi Rp 145 triliun, itu paling besar di industri. Sedang revenue tahun ini diproyeksikan sebesar Rp 42,13 triliun, tumbuh 25 %," katanya.
Mengenai ia menuturkan, kontrak baru diinginkan bisa tumbuh 32 % jadi Rp 66,74 triliun tahun ini, dibanding sebesar Rp 50,65 triliun per Desember 2019.
“Guna sampai tujuan itu, Perseroan sudah mempersiapkan taktik yang terintegrasi. Usaha WIKA pada bidang infrastruktur serta bangunan yang sudah sustain, akan memberi dukungan perkembangan pada bidang daya & industrial plant, industri dan property di tahun 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar