Senin, 09 September 2019

Kenaikan Pajak Cukai Untuk Wilayah Nasioanl Indonesia 2019

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Generasi Anti Narkoba Indonesia (GANI), Djoddy Prasetio Widyawan memberi dukungan penuh pemakaian produk tembakau pilihan, terutamanya produk tembakau yang dipanaskan, seperti rokok elektrik. Pengembangan itu dipercaya bisa kurangi jumlahnya perokok di Tanah Air.
Ia menyebutkan selama ini faedah dari produk tembakau pilihan sendiri belum dioptimalkan. Ini karena jumlahnya pendapat negatif pada satu diantara produk tembakau pilihan, yaitu rokok elektrik atau vape yang riskan disalahgunakan untuk narkoba.
“Jadi tidak pas buat industri produk tembakau pilihan untuk disalahkan. Malah industri ini menolong untuk mendesak jumlahnya perokok kronis dengan tawarkan produk yang lebih rendah efek,” kata Djoddy di acara Vape Fair 2019.
Djoddy sayangkan jika industri tembakau seringkali jadi korban dari pelaku yang tidak bertanggungjawab dengan melakukan modifikasi produk tembakau pilihan jadi fasilitas atau media pemakaian narkoba. Imbasnya, stigma warga pada tembakau pilihan jadi buruk.
Karena itu, Djoddy merekomendasikan pemerintah serta pemangku kebutuhan yang lain untuk bikin peraturan spesial buat produk tembakau pilihan yang terpisah dari rokok serta sesuai profile risikonya. Dengan demikian akan meminimalisir penyimpangan.
“Kami siap untuk diikutsertakan pemerintah serta industri tembakau pilihan, terutamanya produk tembakau yang dipanaskan, untuk cari jalan keluar buat warga yang lebih baik.
Ketua Konsolidasi Indonesia Bebas TAR (KABAR) serta Pengamat Hukum, Ariyo Bimmo menjelaskan bila disaksikan berdasar riset produk tembakau pilihan ini memang lebih rendah risikonya daripada rokok konvensional.
Walau demikian tembakau pilihan tidak bebas efek demikian saja, hingga tidak bisa dikonsumsi oleh ibu hamil serta menyusui, anak dibawah usia, atau non perokok.
"Pilihan yang paling baik ialah berhenti merokok, tetapi bila di rasa susah karena itu bisa berubah ke produk tembakau pilihan.
Ketua Konsolidasi Indonesia Bebas harga keramik lantai TAR (KABAR) serta Pengamat Hukum, Ariyo Bimmo memandang kebijaksanaan biaya cukai atas cairan rokok elektrik atau vape sebesar 57 % yang berlaku sekarang begitu tinggi. Jika dibanding negara Asean lain seperti Filipina biaya dipakai di Indonesia juga demikian besar.
"Bila dibanding Filipina, kita relatif tinggi. Cukai serta harga rokok rendah (di Filipina) serta cenderung merokok lebih rendah dari kita," katanya waktu didapati do acara Vape Fair 2019, seperti dicatat Senin (9/9).
Ariyo menjelaskan pengenaan biaya cukai pada cairan rokok elektrik ini juga harus ada satu analisis yang pasti. Sekurang-kurangnya dalam memutuskan besaran cukai berkaca pada beberapa negara lain supaya besarannya dapat diperhitungkan.
"Jika sudah punyai analisa harga tv led sendiri lebih baik. Membuat analisa serta memutuskan besaran cukai baik berapakah. Banyak alasan," katanya.
Dianya juga minta pada pemerintah untuk membahas kembali kebijaksanaan pengenaan cukai pada cairan rokok elektrik atau vape. Sekurang-kurangnya besaran baik yang pas ialah dikisaran 20-30 %.
"Saat ini cukai 57 jika kami lebih rendah (mintanya) tetapi nunggu ketentuan dikeluarkan jangan pernah ada ketentuan lain yang menyeimbangi. Mungkin 20-30 jadi tidam lebih dari itu sebab harusnya ini jadi stimulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar